Pendidikan seks (sex education) adalah suatu informasi
mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar. Informasi
itu meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran,
tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan dan kemasyarakatan. Selama ini, ketika kita berbicara mengenai
seks, orang pasti akan menganggap tabu
jika membicarakannya, apalagi ketika membicarakannya dengan anak-anak.
Padahal, seks itu artinya jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita
secara biologis. Mereka menganggap sex education akan mendorong untuk berhubungan seks.
Sebagian besar masyarakat masih berpandangan stereotype dengan pendidikan seks (sex education) seolah
sebagai suatu hal yang vulgar. Seiring perkembanganteknologi informasi,
di mana anak-anak dapat memperoleh informasi dengan mudah, maka sudah
sepantasnya orangtua membuka rasa segan, risih dan tabu tersebut,
sebelum anak-anak memperoleh pengertian mereka sendiri mengenai seks
yang tidak sesuai dengan yang norma susila, tubuh serta moral. Dengan
membicarakan seks dengan anak, kita membantu anak-anak untuk
mengembangkan perilaku seks yang sehat dan mengajarkan pemikiran tentang
seks yang bertanggungjawab.
Pendidikan seks dengan anak sejak
dini adalah penting dalam tumbuh kembang anak kita, serta termasuk di
dalamnya menjawab pertanyaan anak-anak kita secara jujur, dengan
mempertimbangkan kematangan dalam usianya ketika mengajukan pertanyaan
seputar seks. Dan ini merupakan strategi yang sangat baik. Pengertian
anak mengenai seks dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sehingga
membicarakan seks dengan anak harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan
tersebut.
Usia 2 sampai 3 tahun Menurut kak
Seto, Doktor di bidang psikologi anak dari Universitas Indonesia (UI)
Jakarta itu mengemukakan, orangtua kerap bingung memilih bahasa yang
tepat untuk organ intim anak perempuan dan laki-laki, sehingga
disarankan menggunakan kata "penis" untuk organ intim laki-laki dan
"vagina" untuk organ intim perempuan. "Kata 'penis' dan 'vagina' bisa
digunakan dalam pendidikan seks kepada anak-anak, karena kedua kata
tersebut lebih netral dari yang lainnya," ujarnya.
Usia 3 sampai 4 tahun Anak
mulai bertanya dari mana bayi berasal. Tapi mereka belum mengerti
mengenai detail dari alat reproduksi tersebut, sehingga jawablah dengan
sederhana sesuai dengan usia mereka saja, seperti, “Ibu memiliki rahim
di dalam perut Ibu, dan di dalam rahim itulah, kamu hidup dan membesar
hingga akhirnya siap untuk dilahirkan ke dunia.”
Usia 5 sampai 6 tahun Pengetahuan
secara global bagaimana bayi dibuat dengan cara mengatakan, “Ibu dan
Ayah yang membuat kalian.” Atau dengan penjelasan yang lebih detail,
“Bagian sel Ayah yang terkecil, sperma, bertemu dengan bagian sel Ibu
yang terkecil, sel telur. Mulai dari pertemuan itulah terbentuk kamu di
dalam rahim Ibu.”
Usia 6 sampai 7 tahun Pada usia
ini mulai diberikan pengertian mengenai pengertian dasar dalam hubungan
seks. Orangtua dapat mengatakan, “Tuhan menciptakan tubuh lelaki dan
perempuan yang saling melengkapi seperti permainan puzzle. Ketika penis
dan vagina bertemu, sperma seperti kecebong, akan berenang melalui penis
menuju ke sel telur.” Jelaskan juga pada anak apa yang orangtua
pikirkan mengenai seks dan hubungan. Sebagai contoh; “Seks adalah salah
satu cara orang dewasa untuk mengungkapkan perasaan cinta mereka satu
sama lainnya.”
Usia 8 sampai 9 tahun Jelaskan
kepada anak mengenai pentingnya seks dan kemungkinan besar anak-anak
sudah mengetahuinya melalui media dan teman-temannya. Pada usia ini anak
bisa menerima penjelasan dasar dalam segala topik termasuk pemerkosaan.
Orangtua dapat menjelaskan mengenai pemerkosaan seperti; “Pemerkosaan
adalah saat seseorang memaksa orang lain untuk melakukan hubungan seks
dan itu adalah salah.”
Usia 9 sampai 11 tahun Perubahan
terjadi karena anak mulai memasuki masa puber. Dan pada masa ini mereka
telah siap untuk membicarakan seks dan topik yang terkait seks lainnya
yang telah anak lihat pada saat mereka menonton atau mendengar berita
di radio, televisi, atau media sosial lainnya.
Usia 12 tahun Pada
usia ini, anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka sendiri,
jadi lebih sering menanyakan dan membicarakannya agar mereka tetap
mendapatkan konteks yang benar dan tepat dari sumber informasi yang
benar. Tapi ingat jangan melebih-lebihkan dalam penjelasan dan meluapkan
kekuatiran sebagai orangtua. Kemungkinan jika sudah terjadi demikian
Anak tidak akan terbuka untuk bercerita pada Anda lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar